If you keep saying someone is an egoist, isn't that make you an egoist too?
Because you are too busy thinking about how egoist is that person, you forget to examine yourself.
----
Kamu terlalu cepat berpikir bahwa seseorang itu egois. Tidak mengerti, tidak memahamimu. Mengapa orang itu tidak mengerti bahwa yang kamu lalui saat ini sangat berat?
Bagaimanapun kamu berpikir bahwa kamu harus bisa ditoleransi apapun situasinya.
Mungkinkah kamu lupa bahwa orang itu juga orang?
Spesialnya, dia adalah orang yang telah mengerti dan memahamimu tahunan lamanya. Dia mengerti hal-hal yang penting bagimu dan bersabar.
Sekali lagi, mungkinkah kamu lupa bahwa orang itu juga orang?
Bagaimana jika dia memberikan penantiannya padamu, namun semua yang kamu lihat adalah keegoisannya ketika satu dua kali ia mengeluh dalam sepotong dua potong kalimat?
Kamu sekali lagi memerlukan pengertian dan dukungan karena hari-hari kian berat, orang itu sekali lagi memahaminya.
Nampaknya ada yang terlupakan.
Lalu siapa yang akan memahami orang itu ketika ia mengeluh?
Dia tidak bisa mengeluh padamu, karena potongan keluhan yang keluar dari mulutnya merupakan wujud 'pemberontakan' bagimu.
Memberontak berarti orang itu ternyata tidak mengerti dirimu.
Pemberontakan tidak bisa ditoleransi olehmu. Bagaiamana bisa?!
Bebanmu begitu berat dan padat, menyangkut hidup dan matimu, tidak ada seorang pun yang boleh menambahkan beban lagi.
Yang kamu butuhkan saat ini adalah dorongan dan pengertian.
Ini tidak adil, orang itu sangat egois.
Kamu sudah memberi banyak hal pada orang itu, orang yang kamu harapkan dukungannya.
Tapi yang ia berikan malah sebuah pemberontakan di hari yang penting seperti ini.
Because you are too busy thinking about how egoist is that person, you forget to examine yourself.
----
Kamu terlalu cepat berpikir bahwa seseorang itu egois. Tidak mengerti, tidak memahamimu. Mengapa orang itu tidak mengerti bahwa yang kamu lalui saat ini sangat berat?
Bagaimanapun kamu berpikir bahwa kamu harus bisa ditoleransi apapun situasinya.
Mungkinkah kamu lupa bahwa orang itu juga orang?
Spesialnya, dia adalah orang yang telah mengerti dan memahamimu tahunan lamanya. Dia mengerti hal-hal yang penting bagimu dan bersabar.
Sekali lagi, mungkinkah kamu lupa bahwa orang itu juga orang?
Bagaimana jika dia memberikan penantiannya padamu, namun semua yang kamu lihat adalah keegoisannya ketika satu dua kali ia mengeluh dalam sepotong dua potong kalimat?
Kamu sekali lagi memerlukan pengertian dan dukungan karena hari-hari kian berat, orang itu sekali lagi memahaminya.
Nampaknya ada yang terlupakan.
Lalu siapa yang akan memahami orang itu ketika ia mengeluh?
Dia tidak bisa mengeluh padamu, karena potongan keluhan yang keluar dari mulutnya merupakan wujud 'pemberontakan' bagimu.
Memberontak berarti orang itu ternyata tidak mengerti dirimu.
Pemberontakan tidak bisa ditoleransi olehmu. Bagaiamana bisa?!
Bebanmu begitu berat dan padat, menyangkut hidup dan matimu, tidak ada seorang pun yang boleh menambahkan beban lagi.
Yang kamu butuhkan saat ini adalah dorongan dan pengertian.
Ini tidak adil, orang itu sangat egois.
Kamu sudah memberi banyak hal pada orang itu, orang yang kamu harapkan dukungannya.
Tapi yang ia berikan malah sebuah pemberontakan di hari yang penting seperti ini.
Baiklah.
Mengapa kamu berpikir hanya kamu yang telah memberi banyak hal? Tidakkah dia juga memberi banyak? Atau kamu tidak pernah mengganggapnya begitu?
Apakah sepotong keluhan berarti dia tidak mendukungmu? Tidakkah ada jutaan dukungan dalam ribuan hari belakangan? Atau kamu tidak pernah menganggapnya begitu?
Bahkan tulisan inipun adalah bentuk pemberontakan bagimu, yang menunjukkan bahwa orang itu ternyata masih tidak mengerti kesulitanmu.
Inilah alasan mengapa orang itu tidak pernah bisa mengungkapkan sepotong keluhannya.
Karena tak sedikitpun keluhan dapat kamu terima tanpa menunjukkan amarah.
0 comments:
Post a Comment