Ambil kerjaan surveyor itu adalah bagian dari keinginan saya untuk mencoba hal-hal baru selama masih bisa dicoba.
Saya jadi surveyor ini bagian dari proyek sebuah perusahaan besar yang tidak usah lah disebut namanya, pokoknya perusahaan besaaar banget yang bisnis properti. Maka survey ini pun dilakukan pada orang-orang kaya raya yang sudah tinggal di kawasan properti perusahaan ini. Sebut saja 'area A'.
Saya bukan satu-satunya surveyor, ada satu tim yang sudah dibagi per wilayah karena area A itu, tidak usah ditanya, besar banget.
Terus terang ya, sepertinya siapapun yang pertama kali kerja ginian, pasti nervous. Bukan sekedar karena takut salah ngomong atau takut ditolak. Tapi juga ditambah perasaan terintimidasi habis-habisan saat face-to-face sama rumah gede kayak istana :')
Oh, ada juga tuh yang pagernya otomatis, sampe pas kebuka nggak ada orangnya gitu. Horror-horror gimana mau masuk :')
Survive in front of Doors (or Gates)
Rasanya bukan saya aja ya. Hahaha. Surveyor lain mungkin juga kadang kalo udah mau masuk ke satu rumah itu, di depan pager galau lagi. Masuk gak ya? Ada gak ya orangnya? Baik gak ya?
Kalo kalah sama galau, akhirnya melipir ke rumah sebelahnya. Syukur-syukur kalo ada rumah di sebelahnya.
Bicara soal pagar rumah, kalo memang ada pilihan, biasanya saya pilih yang nggak ada pagernya!
Karena susah banget gitu teriak-teriak dari pager, apalagi kalo nggak ada bel nya.
Tapi ketika semua rumah berpager, apa boleh buat.
Akhirnya memutuskan mendatangi sebuah rumah yang berpager kayu tinggiiiii banget dan lebar banget. Hampir mustahil rumah tipe ini kalo nggak ada bel nya sih.
Setelah pencet bel 1x nggak ada yang keluar. Pencet 2x, beberapa detik kemudian pager pun bergeser pelan pelan banget....
Greeeeekkkkk.....................................
Harap-harap cemas pingin liat orang dibalik pager.
Bagaikan adegan film di depan lift, yang momen-momen pintu lift kebuka dengan slow, sampe akhirnya 2 tokoh tatap-tatapan terpana, yang satu di dalem lift, yang satu di luar.
Dramatis abis.
Sayangnya sampe 50cm pintu kebuka, rupanya dibalik pager nggak ada siapa-siapa! T.T
Untung aja saya banyak nonton drama korea yang tokoh si kaya punya rumah sangat ekstrim. Setidaknya saya nggak ndeso, kalo itu namanya pager otomatis :')
Akhirnya setelah pager bergeser kira-kira 1meter, barulah nampak mas-mas (sepertinya tukang kebun), yang lagi mencet tombol di mesin.
Ooh... dipencet toh :')
Dan.... gilaaaaa, rumahnyanya buaguss banget!
Sebenernya nggak perlu diceritakan sih, semua orang juga tau kalo rumah kaya disana sudah pasti bagus lah. Tapi liat dalemnya sendiri terasa lebih amazed banget.
Sayangnya si pemilik rumah lagi pergi, apa boleh buat.... Padahal pingin masuk ke rumah yang bagus ituu :')
Survive in front of Housemaids
Hari pertama survey, itu saya kebetulan dateng pagi karena ada kuliah siang-sore, dan les sampe malem. Amboy capeknyo.
Nah pagi sekitar jam 9 rupanya pemiliki rumah sudah banyak cuss kerja. Akhirnya kalo pencet bel yang keluar ya pembantunya. Ada yang ibu-ibu, ada yang anak ABG, sampe yang keliatannya masih baru tamat SD, ya ada.
Tipe pembantu 1 :
*pencet bel
"permisi mbak, saya surveyor area A, bisa ketemu sm yang punya rumah?"
"lagi pergi mbak"
"kira-kira ada jam berapa ya?"
"nggak tau mbak, gak pasti"
"baik kalo begitu saya permi...."
*blaamm!
*pintu pun ditutup di depan mata
"si....."
Sabar aja kali ya... nggak cuman 1 pembantu yang seperti ini sih. Haha
Tipe pembantu 2 :
*pencet bel
"permisi mbak, saya surveyor area A, bisa ketemu sm yang punya rumah?"
"waduh mbak, lagi pergi...."
"kira-kira biasanya ada jam berapa ya?"
"biasanya jam 8 ya ada mbak..."
"baik mbak, besok mungkin saya kesini lagi saja"
"eh bentar mbak! ntar mbak dateng kalo yang punya rumah nggak ada, saya sungkan lagi sm mbak"
"oh, nggak apa-apa kok mbak, saya survey rumah lain juga kok"
"aduh maaf banget ya mbak, maaaafffffff...."
"nggak apa-apa kok mbak"
"maaaaff banget mbakkk yaaaaaa... maaf looo :( " (wajah sedih)
"iya mbak, nggak pa pa"
"benerann maaff mbakkk yaaaa :'( " (wajah tambah sedih)
.........
*speechless sebentar dan saya langsung bilang:
"saya permisi dulu ya mbak :D"
Setelah 2 hari survey saya menemukan ternyata si mbak-maaf adalah pembantu paling ramah, meskipun harus nunggu dia selesai minta maaf dulu. Haha
---------------------------------------------------------------------------
Survey masih berlanjut sampai target rumah selesai, sesuai batas waktu.
Dan itu pun belum merupakan semua kejadian yang saya alami lah.
To be continue ajaaaa~ :D
0 comments:
Post a Comment